REAKSI PERISIKLIK : SIKLOADISI
A. REAKSI SIKLOADISI
Reaksi yang
terjadi dalam dua molekul yang bergabung membentuk sebuah cincin. Dalam reaksi
ini dua ikatan pi diubah menjadi dua ikatan sigma. Dua molekul tak jenuh
menjalani suatu reaksi adisi untuk menghasilkan produk siklik. Dimana pada
reaksi sikloadisi disini terdapat dua tipe yaitu sikloadisi [2+2] dan
sikloadisi [4+2]. Berikut ini stereokimia yang terjadi untuk sikloadisi [2+2]
yang akan dijelaskan secara singkat karena pada materi blog saya ini lebih akan
menjelaskan mengenai sikloadisi [4+2].
1. Sikloadisi [2+2]
Pada tipe
ini mudah terjadi dengan adanya cahaya dengan panjang gelombang yang sesuai (mudah terjadi dengan adanya cahaya
dengan λ), tetapi tidak mudah terjadi bila campuran reaksi itu dipanaskan.
Sikloadisi
etilena atau dua alkena sederhana apa saja disebut sikloadisi [2+2], Karena
terlibat dua elektron π
+ dua elektron π. Reaksi Diels-Alder merupakan contoh suatu sikloadisi [4+2].
Dienanya mengandung empat elektron π
yang digunakan dalam sikloadisi itu, sementara itu dienofilnya mengandung dua elektron π. (Elektron pi
karbonil dalam contoh berikut tidak digunakan dalam pembentukan ikatan dalam
reaksi dan karena itu tidak termasuk dalam klasifikasi nomor dari sikloadisi
ini).
2.
Sikloadisi [4+2]
Reaksi
Diels-Alder merupakan sikloadisi [4+2] yang memerlukan panas bukan cahaya
ultraviolet. Kondisi eksperimen tipe ini akan diperiksa antaraksi HOMO-LUMO
dari komponen-komponen orbital-p saja yang akan membentuk ikatan sigma baru
dalam suatu sikloadisi [4+2].
Karena sikloadisi ini bergantung terhadap suhu maka mekanismenya
akan melibatkan tumpang tindih antara orbital sigma dan orbital pi. Reaksi ini
terjadi antara molekul dengan dua ikatan rangkap dua terkonjugasi (diena) dan
molekul dengan satu ikatan rangkap dua (dienofil) serta menghasilkan dua ikatan
karbon-karbon yang baru dan satu molekul sikoheksana yang tidak jenuh dalam
satu langkah. Dengan kata lain, reaksi ini terjadi tanpa melalui tahap reaksi
antara.
Ketika diena dan dienofil tersubstitusi, terbentuklah
sebuah senyawa stereokimia karena kedua reaktan tersebut saling mendekat dari
dua arah yang berbeda. Bentuk stereokimia dari molekul produk ada 2 jenis yaitu
: dienofil yang mensubstitusi berada pada posisi sepihak dengan diena (endo /
cis) dan dienofil yang mensubstitusi berada pada posisi berlawanan dengan diena
(ekso / trans). Pada umumnya reaksi Diels Alder terjadi dengan diena berada
pada bentuk cis atau endo, diena dalam bentuk trans seringkali menjadi susah
bereaksi dengan dienofil atau bahkan tidak bereaksi.
Gambar. Adisi Diels Alder Siklopentadiena
Reaksi Diels Alder dipengaruhi oleh temperatur. Dengan
temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels
Alder (retro Diels Alder). Hal ini disebabkan nilai entropi yang negatif pada
pemutusan ikatan senyawa. Tapi perubahan nilai entropi ini tidak dipengaruhi
oleh bentuk stereokimia dari suatu senyawa, nilai entropi senyawa dalam bentuk
ekso sama dengan nilai entropi senyawa dalam bentuk ekso. Pada umumnya reaksi
Diels-Alder terjadi dengan diena berada pada konformasi cis atau endo, diena
dalam konformasi trans seringkali menjadi susah bereaksi dengan dienofil atau
bahkan tidak bereaksi. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang
tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari
dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil
tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder. Dan orbital π dari
diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan dan tanpa ada halangan
sterik yang berarti dibandingkan diena pada bentuk trans.
Sumber :
Fessenden, R. J dan J. S. Fessenden. 1985. Kimia
Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Stanley H. 1988. Kimia Organik Jilid 2.
Bandung: ITB-Press.
~ TERIMA KASIH ~
Hello winda terima kasih materi yang telah dipaparkan. Saya akan mencoba menjawabny
BalasHapus1.Konformasi s-trans lebih stabil dibandingkan konformasi s-cis karena kedekatan hydrogen menyebabkan halangan sterik.
2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
3. Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
Halo winda, jawaban untuk pertanyaan no 3 : Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
BalasHapus3. Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
BalasHapusHalo winda, jawaban untuk pertanyaan no 3 : Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
BalasHapusHalo teng, jawaban untuk pertanyaan no 3 : Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
BalasHapusHalo winda, jawaban untuk pertanyaan no 3 : Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
BalasHapushaii kutengkuh,
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
Hello partner terima kasih materi yang telah dipaparkan. Saya akan mencoba menjawabny
BalasHapus1.Konformasi s-trans lebih stabil dibandingkan konformasi s-cis karena kedekatan hydrogen menyebabkan halangan sterik.
2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
3. Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
Halo winda, jawaban untuk pertanyaan no 3 : Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
BalasHapusTerimakasih win
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
3. Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
1.Konformasi s-trans lebih stabil dibandingkan konformasi s-cis karena kedekatan hydrogen menyebabkan halangan sterik.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
3. Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
1.Konformasi s-trans lebih stabil dibandingkan konformasi s-cis karena kedekatan hydrogen menyebabkan halangan sterik.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
3. Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
Baiklah mksih win. Saya coba jawab
BalasHapus3. Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
Terimakasih winda
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
oke windaaaa menurut saya pada no. 1.Konformasi s-trans lebih stabil dibandingkan konformasi s-cis karena kedekatan hydrogen menyebabkan halangan sterik.
BalasHapusUntuk jawaban nomor 2
BalasHapusKarena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
Terima kasih,
BalasHapusBaiklah saya akan membantu menjawab pertanyan nomor 2, yaitu Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
1.Konformasi s-trans lebih stabil dibandingkan konformasi s-cis karena kedekatan hydrogen menyebabkan halangan sterik.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
Haii winda yang baru ulang tahun. Saya akan menjawab pertanyaan no 3 yaitu Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
BalasHapusHalo winda, jawaban untuk pertanyaan no 3 : Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
BalasHapus1.Konformasi s-trans lebih stabil dibandingkan konformasi s-cis karena kedekatan hydrogen menyebabkan halangan sterik.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
1.Konformasi s-trans lebih stabil dibandingkan konformasi s-cis karena kedekatan hydrogen menyebabkan halangan sterik.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
1.Konformasi s-trans lebih stabil dibandingkan konformasi s-cis karena kedekatan hydrogen menyebabkan halangan sterik.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
3. Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
Terimakasih win
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
3. Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
Halo winda, jawaban untuk pertanyaan no 3 : Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
BalasHapus1.Konformasi s-trans lebih stabil dibandingkan konformasi s-cis karena kedekatan hydrogen menyebabkan halangan sterik.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
3. Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).
1.Konformasi s-trans lebih stabil dibandingkan konformasi s-cis karena kedekatan hydrogen menyebabkan halangan sterik.
BalasHapus2. Karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital π dari diena dalam konformasi trans dengan orbital π dari dienofil terlalu kecil. Dan orbital π dari diena pada konformasi cis lebih mudah membentuk ikatan.
3. Dengan temperatur lebih besar dari 400 K, akan terjadi reaksi pembalikan dari Diels Alder (retro Diels Alder).